Keynote Speaker Ibu Bupati Bojonegoro
Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sunan Giri Bojonegoro berikan bekal mahasiswa wawasan Kesetaraan Gender sebagai pondasi ketahanan keluarga. Webinar tersebut melalui Zoom meeting pada Selasa (16/11/2021).
Mengangkat tema, “Kesetaraan Gender Pondasi Ketahanan Keluarga” Webinar yang diselenggarakan oleh Prodi HKI ini sebagai salah satu bekal dalam menghadapi isu global seputar keadilan gender yang dapat menggerus keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, diperlukan wawasan yang tuntas untuk menuju ketahanan keluarga.
Rektor UNUGIRI Bojonegoro K.M. Jauharul Ma’arif, M. Pd.I., menuturkan dalam sambutannya, “Ketuhanan keluarga itu merupakan pondasi yang awal untuk membangun keluarga berkeadilan gender,” tuturnya
Sambutan selanjutnya dari Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu’awanah. Beliau mengungkapkan bahwa kesetaraan gender di Indonesia sebenarnya sudah mantap, tinggal bagaimana kita mengisi kemantapan tersebut. Efek globalisasi terhadap kesetaraan gender harus bisa mengisi kekosongan kapasitas, Sumber Daya Manusia (SDM) para perempuan, sehingga saat diberi kesempatan harus berusaha lebih dari laki-laki.
Kesetaraan gender merupakan bahasan paling renyah apalagi dipadu padankan dengan ketahanan keluarga. Bahasan paling intim ditengah polemik batasan antara perempuan dan laki-laki. Menggandeng dua narasumber hebat yang sangat familiar dengan bahasan kesetaraan gender.
Dr. Nur Rofi’ah, Bil. Umz., pendiri keadilan gender sekaligus penulis buku “Nalar Kritis Muslimah” yang juga merupakan pemateri pertama dalam webinar ini. Perkataan yang dikutip dari Socrates, “Sebaik-baik lelaki adalah yang mampu memberikan perintah, dan sebaik-baik perempuan adalah yang mampu ta’at secara mutlak”.
Tidak kalah asyik dari pembahasan yang diujarkan oleh pemateri pertama, Dr. Hj. Imro’atul Azizah, M. Ag., yang menjelaskan mengenai pondasi perempuan dalam ketahanan ekonomi dampak pandemi. Bu Imro’ menuturkan, “Pekerjaan berat yang dilakukan oleh perempuan dirumah tangga selalu dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab perempuan yang semestinya harus dipikulnya dan kurang dihargai,” pungkasnya.
Webinar kesetaraan gender ini semoga bisa memberikan pemahaman nalar kritis mahasiswa terutama untuk menyikapi perihal perbedaan gender dan bisa dijadikan pembelajaran kedepannya dalam membangun ketahanan dalam kekeluargaan.